• Kesatria Muslim

  • Kesatria Muslim's Stats

    • 18,151 Kesatria
  • Kesatria Muslim’s Handbook

  • Categories

  • Cloud

  • Calendar

    May 2024
    S M T W T F S
     1234
    567891011
    12131415161718
    19202122232425
    262728293031  
  • Kesatria Muslim’s Top Articles

Sunnah-Sunnah dalam Shalat Malam

FIQIH

Dlm Shahih Muslim diriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda :

Sebaik-baik puasa setelah puasa ramadhan adalah puasa bulan muharram dan sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat lail.

SUNNAH-SUNNAH DALAM SHALAT MALAM :

[1]. Sebaik-baik jumlah raka’at dalam shalat lail adalah 11 RAKA’AT atau 13 RAKA’AT dengan pengerjaan shalat yg lama..

Berdasarkan hadits Rasulullah saw :
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat lail sebanyak 11 raka’at, maka yg demikian itu adalah shalat beliau” (Shahih Bukhari no. 1147)

“Rasulullah shalat malam sebanyak 13 raka’at” (muttafaq ‘alaih)..

[2]. Disunnahkan bagi orang yg mengerjakan shalat lail untuk BERSIWAK dan MEMBACA AYAT-AYAT T’AKHIR DARI SURAH ALI IMRON mulai dari firman Allah (yg arti’a) :
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumu dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal” ( Ali Imran : 190)
Dibaca sampai akhir surat..

[3]. Disunnahkan kpda orang yg mengerjakan shalat malam untuk BERDOA dengan doa yg shahih yg diajarkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam..

Antum bs lihat hadits’a pada shahih Bukhari no. 1120, 6317, 7385 dan Muslim no. 2717..

[4]. Sunnah MEMULAI shalat lail dengan 2 RAKA’AT YG RINGAN (pendek). Hal itu dilakukan hingga datangnya semangat untuk memanjangkan raka’atnya setelah 2 rakaat yang pendek tersebut.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Apabila salah seorang diantara kalian mendirikan shalat lail hendaklah membuka shalatnya dengan shalat 2 raka’at yang ringan (maksud’a : membaca surat-surat yg pendek)..
(H.R. muslim)

[5]. Merupakan sunnah, memulai shalat malam dengan DOA YG SHAHIH dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam..

Antum bs lihat hadits’a pada shahih Muslim no. 770, sunan Abu Dawud no. 767, sunan Ibnu Majah no. 1357..

[6]. Disunnahkan untuk MEMANJANGKAN shalat malam.

Rasulullah saw ditanya: “Shalat apakah yang paling baik?” Rasulullah menjawab : “Yang panjang qunutnya (lama berdirinya).” (shahih Muslim no.756)
Perlu ditekankan dsini bahwa yg dimaksud panjang qunut’a adlh lama berdiri’a.. (antum bs lihat penjelasan’a dlm Fathul Baari oleh Ibnu Hajar hal. 305)

[7]. Disunnahkan untuk BERTA’AWUDZ (minta perlindungan kepada Allah) ketika membaca ayat tentang adzab, MEMOHON RAHMAT kpd Allah ketika membaca ayat tentang permohonan, dan BERTASBIH ketika membaca ayat-ayat yang mengandung pujian tentang keMahasucian Allah :

B’dasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca (ayat) dengan tartil apabila beliau melewati satu ayat tasbih maka beliaupun membaca tasbih. Apabila melewati ayat permohonan (tentang rahmat) maka beliaupun memohon. Dan apabila melewati ayat memohon perlindungan, maka beliaupun memohon perlindungan (bertaawudz)…” (H.R. Muslim)

Demikan amalan” sunnah dlm shalat malam yg bs saya cantumkan, walau “hanya” sunnah, tp alangkah baik’a jika kita mengamalkan’a dgn baik..

dan bagi yg merasa susah untuk bgn malam untuk shalat lail, saya punya sdkit tips buat antum,

SEBAB-SEBAB AGAR DIBERI KEMUDAHAN UNTUK SHALAT MALAM :

[1]. Berdoa
[2]. Menjauhkan (diri) dari begadang
[3]. Tidur di siang harinya
[4]. Meninggalkan kemaksiyatan
[5]. Berkeinginan diri yang kuat untuk melakukan shalat malam

JADI, BUKANKAH ANTUM SANGGUP MENJALANKAN AMALAN-AMALAN SUNNAH DI ATAS..?
SANGGUPKAH KALIAN WAHAI PARA KESATRIA MUSLIM..?

(artikel yang saya tulis di Facebook, dalam rubrik —Kesatria Muslim’s Handbook–)

UBBADUL LAILI (Penikmat Ibadah Malam)

FIQIH, INSPIRASIKU

PARA PENIKMAT IBADAH MALAM

Al-Imam Thabrani di jami`ul awshat, Abu nu`aim di Al-hilyah dan Al-Hakim di mustadroknya meriwayatkan dari ali RA,ia berkata :telah bersabda Rosululloh SAW : “Jibril mendatangiku dan berkata : Ya Muhammad hiduplah sesukamu karena engkau akan mati, cintailah siapa yang kamu mau karena engkau akan meninggalkannya, beramallah sesukamu karena engkau akan dibalas dan ketahuilah bahwa kemulyaan seorang mu`min pada qiyamul-lail dan Izzahnya pada kemandiriannya

(Hadits ini dpt dilihat di silsilah shohihah No.831 oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-albani rahimahullahuta’ala..)

Aq pernah dengar sebuah kisah tentang sahabat Rasulullah saw yg begitu mencintai ibadah’a d malam hr.. Pencinta ibadah malam tsb bernama Ubbad bin Basyir ra, sepulang’a dri perang Dzatu Riqa’ yg sangat dahsyat, kaki” para sahabat ra dibalut dg kain karena hancur akibat perjalanan yg amat jauh ditengah panas sahara yg membakar. Ditengah kelelahan yg sangat sepulang peperangan dan dlm perjalanan yg melelahkan maka tibalah waktu malam dan para sahabat dibagi giliran hirosah (jaga malam)..

Ubbad bin Bisyr ra ketika melihat smw sahabat sdh terlelap maka ia segera bangkit berwudhu dan berdiri shalat serta membaca ayat-ayat al-Qur’an dan seketika berlinangan air mata’a, ia begitu menikmati bacaan tsb sehingga tdk menyadari datangnya penyelinap yg mendekati’a. Sesaat kemudian sang tamu tak diundang (musuh) melepaskan panah’a dan menancap di tubuh Ubbad ra, tetapi ia merasa sayang untuk memutuskan bacaan’a jd ia ttp meneruskan bacaan’a.. Sesaat lagi menancaplah panah yg kedua ke tubuh’a, sekali lagi ia terhenti sejenak lalu kembali ia meneruskan bacaan’a, maka menancaplah panah ketiga dan rubuhlah tubuh Ubbad ra ke tanah, lalu ia membangunkan Ammar bin Yasir ra yg tidur didekat’a. Maka terkejutlah Ammar dan berkata : “Subhanallah mengapa tdk kau bangunkan aku pd panah yg pertama?” Maka jawab Ubbad ra : “Demi Allah, aku sedang membaca kata2 Kekasihku, jika seandai’a tdk karena aku takut mengkhianati tugasku ini, niscaya aku lebih suka diputuskan nyawaku daripada diputuskan bacaanku itu.” Dan wafatlah Ubbad ra dlm kecintaan’a kepada sang Kekasih..

(Sirah Ibnu Hisyam)

Dan dlm hadits yg diriwayatkan oleh Hudzaifah ibnul Yaman ra disebutkan bagaimana panjang, lama dan berkualitas’a qiyamul lail nabi SAW sbb : “Saya pernah shalat malam berjamaah dg nabi SAW, maka beliau membaca surah al-Baqarah, maka saya berkata dlm hati : Nampak’a beliau akan ruku’ setelah membaca 100 ayat. Ternyata beliau meneruskan shalat’a, maka aku berkata lagi dlm hati : Nampaknya beliau akan membaca seluruh surat al-Baqarah dlm 1 raka’at. Ternyata beliau terus menyambung’a dg surat an-Nisa’ dan membaca seluruh’a, lalu membaca ali Imran dan dibaca seluruh’a. Beliau membaca’a dg perlahan-lahan, setiap kali beliau sampai pd ayat tasbih maka beliau bertasbih dulu, jika beliau bertemu dg ayat permohonan perlindungan maka beliau memohon perlindungan dulu dan setiap beliau bertemu dg pertanyaan maka beliau jawab dulu. Lalu beliau ruku’ dan ruku’nya hampir sama panjang dg berdiri’a..

(HR Muslim).

Demikian indah’a kehidupan para penIkmat ibadah malam ini sehingga rasa asik’a berduaan dg kekasih’a, ALLAH ‘azza wa jalla Yang Maha Indah dan Maha Abadi itu mampu mengalahkan segala gemerlap dan glamour kehidupan dunia..

Para penikmat ibadah malam akan memiliki kejernihan berfikir dan slalu kelihatan gembira,,karena begitu yakin akan janji Tuhan’a,,tidak ada yg perlu ditakuti dan di cemasi.. Allah SWT akan menempatkan mereka dalam kedudukan yg terpuji,,didunia dan akherat kelak (Insya Allah)..

Dan seperti dlm perkataan Sahabat Nabi,, Abu Darda,, ada 3 golongan orang yg ALLAH SWT sgt cinta,,ridho dan rindu pd mereka,, diantara’a adlh org yg bgn pd malam hr untuk b’ibadah,, ALLAH SWT b’firman: “Lihatlah hamba-Ku itu, ia rela meninggalkan semua kenikmatan’a demi menemui-Ku padahal kalau ia mau ia bisa saja terus tidur“..

Jadi mengapa kita tdk mau menjadikan ibadah malam sebagai “charger” hati di tengah gundah’a jiwa karena byk’a urusan duniawi yg dhadapi..?

Sebagaimana para penikmat ibadah malam generasi salafus shalih..?

WAHAI PARA KESATRIA MUSLIM,, TIDAKKAH KALIAN INGIN SEPERTI MEREKA..?

(artikel yang saya tulis di Facebook, dalam rubrik —Kesatria Muslim’s Handbook–)

Rangkuman Fiqih Sholat Dhuha

FIQIH

SHOLAT DHUHA

KEUTAMAAN SHOLAT DHUHA
1. Mencukupkan sedekah persendian manusia, yaitu 360 persendian.
Di setiap pagi ada kewajiban sedekah atas setiap persendian. Dan dapat memedai semua itu ( sedekah atas 360 persendian), dua raka’at yang dilakukan pada waktu sholat dhuha. (Lihat Shohih Muslim hadits no. 720)
2. Allah menjaga orang yang sholat dhuha empat raka’at pada hari tersebut. (Shohih Sunan Tirmidzi, I/147)
3. Sholat dhuha merupakan sholat al-awwabin, yaitu sholat orang yang banyak bertaubat. (HR Alhakim)

HUKUM SHOLAT DHUHA
Ada beberapa pendapat mengenai hukum sholat dhuha, namun insya Allah pendapat yang paling rajih adalah pendapat yang dirajihkan oleh Syaikh Ibnu Utsaimin yang menyatakan bahwa hukum sholat dhuha adalah sunnah mutlak dan disunnahkan melakukannya setiap hari. (Asy-Syahul Mumti, 4/116)

WAKTU PELAKSANAAN SHOLAT DHUHA

Waktu sholat dhuha dimulai setelah matahari terbit seukuran tombak (±15 menit setelah terbit matahari) sampai sebelum tergelincirnya matahari (±10 menit sebelum matahari tergelincir). Adapun waktu yang paling utama adalah waktu ketika anak onta kepanasan (±09.30 sampai waktu dhuha berakhir).

JUMLAH RAKA’AT
Tidak ada batasan tertentu, disyariatkan dua, empat atau lebih. (Lihat kitab sholat Almufasirin wa qasruha, hadis no. 719).

TATA CARA
Dilaksanakan dua raka’at dua raka’at, sabda Rasulullah: “Sholat malam dan siang adalah dua raka’at dua raka’at”. (HR. AnNasai wa Ibnu Majah).

Demikanlah beberapa penjelasan mengenai sholat dhuha, semoga bermanfaat.

(artikel singkat ini adalah artikel yang saya buat untuk mading ULBA Rohis SMA N 1 Purwokerto beberapa tahun yang lalu)