• Kesatria Muslim

  • Kesatria Muslim's Stats

    • 18,151 Kesatria
  • Kesatria Muslim’s Handbook

  • Categories

  • Cloud

  • Calendar

    May 2024
    S M T W T F S
     1234
    567891011
    12131415161718
    19202122232425
    262728293031  
  • Kesatria Muslim’s Top Articles

AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR part 1 : “Kenapa Harus Berdakwah?”

Oleh : Iqdam Aziez bin Musthofa

 

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh..

“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang dzalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa ALLAH amat keras siksanya”. (QS. Al-Anfal/8 : 25)


 

 

Saudara-saudaraku, para Kesatria Muslim, semoga ALLAH merahmati kalian,

Saya berharap tulisan ini mampu membangkitkan semangat kita dan menjaga agar semangat itu terus berkobar dalam diri kita. Semangat untuk berdakwah. Insya ALLAH tulisan ini akan saya lanjutkan dengan Amar Ma’ruf Nahi Munkar part 2 dan part 3.

[A]. Realita Kehidupan di Zaman Ini

Lihatlah orang-orang di sekitar kita. Di lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah/kampus atau lingkungan kerja antum. Lihatlah maksiat telah tersebar dalam masyarakat Islam. Lihatlah bagaimana mereka meremehkan sholat dan perintah-perintah wajib lainnya. Lihatlah bagaimana pergaulan remaja sekarang yang sudah menyerupai pergaulan kaim jahiliyah, pergaulan pengikut syaitan dan pergaulan kaum kuffar. Na’udzubillah. Saya sendiri telah sering melihat bagaimana para mahasiswa/pelajar yang dengan bangga meminum khamr di depan para juniornya, bagaimana para mahasiswi saling berlomba memamerkan aurat mereka dan bagaimana para karyawan perusahaan meninggalkan sholat dengan alasan lelah bekerja.

Dan lihatlah betapa banyak orang tua yang tidak memperhatikan agama anaknya, betapa banyak kakak, kakak kelas, mahasiswa senior, karyawan senior yang tidak bisa dijadikan contoh yang baik bagi adik-adiknya.

Lihat dan dengarkanlah betapa banyak dan kuatnya orang-orang yang menyeru ke dalam kebathilan, terutama melalui media massa seperti media cetak, elektronik (khususnya televisi) dan media internet.

Allah berfirman,

“Mereka hendak menipu ALLAH dan orang-orang yang beriman padahal mereka hanya menipu diri mereka sendiri sedang mereka tidak sadar.” (QS. Al-Baqarah/2 : 9)


 

[B]. Sikap Kita Sebagai Sesama Muslim

Wahai para kesatria muslim, sesungguhnya sebab-sebab merajalelanya kemungkaran kembali pada dua perkara, yaitu :

  1. Lemahnya agama dan kuatnya orang-orang yang menyeru ke dalam kebathilan.
  2. Lemahnya amar ma’ruf nahi munkar dan adanya mudahanah (penipuan yang mengatasnamakan agama)

Lalu apakah sikap kita? Jangan sampai kemungkaran itu menular ke diri kita, ke keluarga kita dan ke orang-orang yang kita sayangi. Jangan sampai adzab yang ALLAH turunkan kepada mereka, menimpa kita juga.

Silahkan antum baca kembali ayat di awal tulisan ini. Syaikh Abu Bakr Jabir Al-Jazairi mengatakan, “Ayat ini (Al-Anfal : 25) sebagai peringatan lain yang amat besar bagi kaum muslimin, agar mereka tidak meninggalkan ketaatan kepada ALLAH ‘Azza wa Jalla dan Rasul-Nya, serta tidak meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar. Sebab jika mereka meninggalkannya, maka kemungkaran akan menyebar dan kerusakan akan meluas. Bila kondisi sudah demikian, maka adzab pun akan diturunkan kepada seluruh komponen masyarakat baik yang sholih maupun yang thalih (keji), yang berbuat kebajikan maupun yang berbuat kejelekan, yang adil maupun yang zhalim. Dan jika ALLAH menurunkan siksa, maka siksa-Nya amat pedih, tidak seorang pun yang kuat menahan siksa tersebut. Untuk itu hendaknya kaum muslimin menjauhinya dengan cara melaksanakan ketaatan kepada ALLAH dan Rasul-Nya”. (Kitab Aisarut Tafsir).

Apakah kita mau adzab yang ALLAH ‘Azza wa Jalla turunkan untuk orang-orang yang bathil, baik itu tsunami, letusan gunung berapi, gempa bumi, banjir bandang atau apapun bentuknya, menimpa kita?

Jadi, apakah kita diam saja?


[C]. Keutamaan Amar Ma’ruf Nahi Munkar

 

Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi mengatakan, “Ketahuilah, bahwa amar ma’ruf nahi munkar adalah poros yang paling agung dalam agama. Ia merupakan tugas penting yang karenanya ALLAH mengutus para Nabi. Andaikan tugas itu dihilangkan, maka akan muncul kerusakan di mana-mana dan dunia akan hancur.”

Di antara keutamaan-keutamaan amar ma’ruf nahi munkar adalah :

[1]. Termasuk kewajiban paling penting dalam Islam

[2]. Salah satu bentuk Iqamatul Hujjah (penyampaian hujjah, keterangan yang jelas akan kebenaran dari ALLAH).

ALLAH berfirman, “Rasul-rasul itu adalah sebagai pembawa peringatan, agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah ALLAH setelah Rasul-rasul itu diutus. ALLAH Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa/4 : 165).

[3]. Sebab keutuhan, keselamatan dan kebaikan bagi masyarakat

[4]. Sebagai faktor yang bisa mengundang pertolongan, kemuliaan dan kekuasaan di muka bumi.

[5]. Salah satu sifat pemimpin (penguasa) pilihan ALLAH.

Sebagaimana firman ALLAH, “ALLAH pasti menolong orang-orang yang menolong (agama)-Nya, sesungguhnya ASLLAH Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di muka bumi, mereka mengakkan sholat, menunaikan zakat, memerintahkan kepada kebajikan dan mencegah dari yang munkar dan kepada ALLAH lah kembali segala urusan.” (QS. Al-Hajj/22 : 40-41)

[6]. Menolak marabahaya, laknat dan adzab dari ALLAH.

[7]. Terlepas dari tanggungan kewajiban untuk melaksanakannya.

ALLAH berfirman, “Maka berpalinglah engkau dari mereka dan sekali-kali engkau tidaklah tercela.(QS. Adz-Dzariyat/51 : 54)

[8]. Membantu saudara seiman untuk melaksanakan kebajikan sebagai realisasi dari firman ALLAH, Dan tolong-menolonglah kalian dalam melaksanakan kebajikan dan taqwa. Dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan.(QS. Al-Maidah/5 : 2)

[9]. Sebagai wujud dari menyayangi orang lain.

 

Rasulullah bersabda,“Orang-orang menyayangi orang lain, mereka disayangi oleh (ALLAH) Yang Maha Penyayang. Maka sayangilah orang yang berada di bumi niscaya kalian disayangi (ALLAH) yang berada di langit…”(Shahih. HR. Ahmad. At-Tiormidzi, Abu Dawud. Al-Hakim dari shahabat Abdullah bin ‘Amr)

 

10. Termasuk shodaqoh, termasuk sifat orang sholih dan lain sebagainya. Masih banyak lagi keutamaannya.


[D]. Bahaya Meninggalkan Mar Ma’ruf Nahi Munkar

[1]. Timbul kerusakan-kerusakan di muka bumi, di antaranya :

a. Maksiat merajalela, karena para pelaku maksiat dan dosa semakin bernyali untuk melakukan perbuatan nistanya.

b. Hilangnya ilmu dan tersebarnya kebodohan, karena jarangnya ahli agama yang menyebarkan ilmu dan menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.

c. Perbuatan jelek akan terlihat wajar, baik, bahkan indah di mata khalayak karena diamnya orang-orang yang mampu berdakwah.

[2]. Mendapat laknat dan kemarahan dari ALLAH ‘Azza wa Jalla.

Rasulullah saw bersabda, “Demi Dzat yang diriku berada di tanganNya. Hendaklah kalian benar-benar melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar. Dan Hendaklah kalian benar-benar mengambil tangan orang yang bodoh dan membawanya kepada kebenaran atau ALLAH benar-benar akan memukul hati sebagian kalian dengan sebagian lainnya, kemudian melaknat kalian sebagaimana ALLAH melaknat mereka.” (Tafsir Ibnu Katsir 3/161)

[3]. Mendapat adzab dari ALLAH ‘azza wa jalla

Dari sahabat Abu Bakar ra, beliau berkata: sesungguhnya kami pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya jika manusia melihat seseorang melakukan kedzaliman, kemudian mereka tidak mencegah orang itu, maka ALLAH akan meratakan adzab kepada mereka semua. (Shahih. HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

[5]. Tidak dikabulkan doa (permintaan) seorang hamba

Rasulullah bersabda,”Demi Dzat yang diriku di tanganNya, hendaknyakalian betul-betul melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar atau (jika kalian tidak melaksanakan hal itu, maka sungguh ALLAH akan mengirimkan kepada kalian siksa-Nya kemudian kalian berdo’a kepada-Nya akan tetapi ALLAH tidak mengabulkan do’a kalian.” (Shahih. HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Dan masih banyak lagi bahaya yang ditimbulkan jika kita meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar. Wahai saudaraku, apakah itu belum cukup mengobarkan semangat kita untuk berdakwah?

Apakah itu belum cukup menggerakkan hati dan tubuh kita untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar?


[E]. Hukum Menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Hukum menegakkan amar ma’ruf nahi munkar ada 2, yaitu :

[1]. Fardhu kifayah, berdasarkan firman ALLAH :

“Dan hendaknya ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh(berbuat) ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS, Ali-Imran/3 : 104)

Maka sesungguhnya pemerintah wajib menunjuk segolongan orang yang mampu dan siap untuk tugas ini, terutama orang yang memiliki ilmu, pemahaman yang benar dan sikap hikmah. (Lihat Kitab Qawai’d wa Fawa-id)

[2]. Fardhu ‘Ain, hal ini berdasarkan dalil-dalil yang sangat banyak, diantaranya:

“Barang siapa diantara kalian melihat kemungkaran maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu maka dengan lisannya…” (HR. Muslim)

Rasulullah juga bersabda dalam khutbahnya, “Ingatlah, jangan sekali-kali rasa segan kepada manusia menghalangi seseorang mengatakan kebenaran jika ia mengetahuinya.”

Imam An-Nawawi mengatakan, “Sesungguhnya amar ma’ruf nahi munkar adalah fadhu kifayah, kemudian terkadang menjadi fardhu ‘ain jika pada suatu keadaan dan kondisi tertentu tidak ada yang mengetahuinya kecuali dia.” (Syarah Shohih Muslim).

Semoga tulisan ini cukup untuk menggerakkan hati dan tubuh kita semua dan mengobarkan api semangat untuk beribadah dan ber-amar ma’ruf nahi munkar.



WAHAI KESATRIA MUSLIM, LALU KENAPA KITA MASIH DIAM?

MENGAPA KITA MASIH BERTANYA, “KENAPA HARUS BERDAKWAH?”


Lalu bagaimanakah kita berdakwah?
Apakah yang harus kita lakukan sebelum kita berdakwah? 
Insya ALLAH jawabannya akan ada di Amar Ma’ruf Nahi Munkar part 2.

Menjadi Teman Yang Baik

Oleh : Iqdam Aziz bin Musthofa As-Saif

 

Good friend,, guter Freund,, goede vriend,, صديق جيد,, hǎo péng yǒu,, atau dalam bahasa Indonesia, “Teman yang baik”..

Menjadi Teman Yang Baik

Tak bisa dipungkiri, dimanapun kita berada kita butuh teman. Dibelahan dunia manapun, kita tak bisa hidup sendirian. Dalam menuntut ilmu, mencari rizki (baca : bisnis), berdakwah dan bermuamalah dalam hal apapun, teman bisa jd faktor kunci kesuksesan kita. Baik sukses dunia maupun akhirat. Tujuan bermuamalah dengan teman mungkin bermacam-macam, akan tetapi yang terbaik adalah karena semata-mata mengharap ridho ALLAH ‘azza wa jalla, bukan hanya untuk kepentinagn duniawi saja.

Akhlaq kita pun banyak dipengaruhi oleh seperti apa teman kita. Barang siapa bergaul dengan pandai besi, niscaya akan ikut bau bakaran, bahkan bukan tidak mungkin akan ikut terbakar sekalian. Akan tetapi, barang siapa bergaul dengan penjual minyak wangi, maka tidak bisa tidak, ia akan terpapar bau harum.

Allah Azza Waa Jalla tegas melarang hambanya berteman dengan setan karena,
”Barang siapa menjadikan setan sebagai teman, maka setan itu adalah seburuk-buruk teman.” (QS An-Nisa: 38)
Berteman dengan setan bisa diartikan dalam arti yang sebenarnya maupun dalam arti lain, seperti berteman dengan mereka yang memperturutkan hawa nafsunya, gemar berbuat maksiat, dan hanya sibuk dengan urusan dunia semata selama hidup.

Ini akan berbeda dengan orang yang bergaul dengan mereka yang dekat dengan Allah. Pergaulan semacam ini akan senantiasa diwarnai tawashau bil haqqi wa tawashau bishshabr.
Mereka akan selalu berupaya saling tolong serta berharap teman-temannya menjadi baik dan semakin baik. Mereka tidak saling memosisikan diri menjadi beban satu sama lain, tetapi justru ingin saling meringankan. Mereka akan selalu berusaha agar sahabatnya semakin mulia dan semakin selamat di sisi Allah.

Namun, adakalanya sulit untuk mecari penjual parfum di wilayah kita, maka jadilah penjual parfum itu sendiri dan tebarkan keharumannya kepada orang lain, kepada para pandai besi..

LALU SEPERTI APA TEMAN YANG BAIK ITU?

Ketika saya menyakan hal ini pada antum, mungkin jawaban yang datang bisa berbeda-beda.
Teman yg baik adalah teman yg JUJUR, SETIA, MEMBERIKAN RASA NYAMAN, MEMBERIKAN ENERGI (DAN BUKAN MENYERAP ENERGI), HADIR DI KALA SENANG ATAUPUN SUSAH, ORANG YG MAU TERSENYUM, MENANGIS DAN TERTAWA UNTUK KITA.
Ataupun ada yg menjawab :
teman yg baik adalah teman yg mau diajak nongkrong, ga pelit, mau minjemin uang, seneng ngasih jajan, mau ngerjain tugas kita, mau nyontekkin saat ulangan dan membantu serta melidungi kita jika kita dlm kesusahan.

Oke, tak apa-apa.. Semua terserah antum dalam menafsirkan seperti apa teman yg baik itu.
Karena itu smw tergantung dari tujuan kita berteman. Apakah kita berteman hanya untuk memanfaatkan mereka? Apakah “Teman” tak lebih dari sekedar sarana untuk mendapatkan apa yg kita inginkan?

Berpikirlah dengan baik, hilangkan kebiasaan untuk selalu menuruti hawa nafsu dan ingatlah, tujuan pertemanan yg terbaik adalah demi mengharap ridha ALLAH SWT.

Adapun dalam Islam, teman yg baik adalah teman yg selalu mengajak kepada kebaikan, senantiasa menghindarkan kita dari perbuatan yg keji dan mungkar serta perbuatan yg sia-sia..
(wallahu a’lam)

BAGAIMANA MENJADI TEMAN YG BAIK?

Menjadi teman yg baik adalah dengan berfikir, berkata, bersikap dan bertingkah laku seperti para Nabi, Shidiqqin, syuhada dan orang yg shalih. Karena merekalah teman terbaik yg disebutkan ALLAH ‘azza wa jalla dlm Al-Qur’an..

“Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang- orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. An Nisaa’: 69)

TIPS MENJADI TEMAN YG BAIK

Bagaimana cara menjadi teman yg baik?
Menjadi teman yg baik adalah dgn bersikap dengan hal yg baik dan disukai oleh orang lain. Diantaranya :

[a]. KENALI KARAKTER TEMAN KITA

Jaga dan perhatikanlah kondisi orang, kenalilah karakter dan akhlaq mereka, lalu pergaulilah mereka, masing-masing menurut apa yang sepantasnya. Namun jangan sampai menyimpang dari syariat Islam.

[b]. BERILAH PERHATIAN

Diantara bentuk perhatian kepada orang lain, ialah mengucapkan salam, menanyakan kabarnya, menengoknya ketika sakit, mengucapkan selamat dan memberi hadiah ulang tahun dan sebagainya. Manusia itu membutuhkan perhatian orang lain. Maka, selama tidak melewati batas-batas syar’i, hendaknya kita memperlihatkan perhatian kita kepada orang lain.

[c]. DENGARKAN UCAPAN MEREKA

Kita jangan ingin hanya ucapan kita saja yang didengar tanpa bersedia mendengar ucapan orang lain. kita harus memberi waktu kepada orang lain untuk berbicara.

Contoh : ketika teman kita berbicara dan salah dalam bicaranya itu, maka seharusnya kita tidak memotong langsung, apalagi membantahnya dengan kasar. Kita dengarkan dulu pembicaraannya hingga selesai, kemudian kita jelaskan kesalahannya dengan baik.

[d]. JAUHI DEBAT KUSIR

Allah berfirman. Yang artinya: “Serulah kepada jalan Rabbmu dengan hikmah, dan nasehat yang baik, dan debatlah mereka dengan cara yang baik,”
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah dalam kasetnya, menerangkan tentang ayat : “Serulah kepada jalan Rabbmu dengan hikmah”. Beliau berkata, “manusia tidak suka kepada orang yang berdiskusi dengan hararah (dengan panas). Karena umumnya orang hidup dengan latar belakang dan pemahaman yang berbeda dengan kita dan itu sudah mendarah daging sehinnga para penuntut ilmu, jika akan berdiskusi dengan orang yang fanatik terhadap madzhabnya, (maka) sebelum berdiskusi dia harus mengadakan pendahuluan untuk menciptakan suasana kondusif antara dia dengan dirinya. target pertama yang kita inginkan ialah agar orang itu mengikuti apa yang kita yakini kebenarannya, tetapi hal itu tidaklah mudah. Umumnya disebabkan fanatik madzhab, mereka tidak siap mengikuti kebenaran. target kedua, minimalnya dia tidak menjadi musuh bagi kita. Karena sebelumnya tercipta suasana yang kondusif antara kita dengan dirinya. Sehingga ketika kita menyampaikan yang haq, dia tidak akan memusuhi kita disebabkan ucapan yang haq tersebut. Sedangkan apabila ada orang lain yang ada yang berdiskusi dalam permasalahan yang sama, namun belum tercipta suasana kondusif antara dia dengan dirinya, tentu akan berbeda tanggapannya.

Hindarilah perdebatan yg berkepanjangan karena dpt menyebabkan rasa pertemanan akan luntur dan bahkan bisa menjadi permusuhan.

[e]. BERIKAN PENGHARGAAN DAN PENGHORMATAN KEPADA ORANG LAIN

Nabi mengatakan, bahwa orang yang lebih muda harus menghormati orang yang lebih tua, dan yang lebih tua harus menyayangi yang lebih muda. Permasalahan ini kelihatannya sepele.
Hal-hal yang membuat diri kita tersinggung, jangan kita lakukan kepada orang lain. Bentuk-bentuk sikap tidak hormat dan pelecehan, harus kita kenali dan hindarkan.

Misalnya, ketika berjabat tangan tanpa melihat wajah yang diajaknya. Ketika kita memberi salam kepada orang lain, namun orang tersebut tidak menjawab, maka kita jangan langsung menuduh orang itu menganggap kita ahli bid’ah atau kafir. Bisa jadi, ketika itu dia sedang menghadapi banyak persoalan sehingga tidak sadar ada yang memberi salam kepadanya, dan ada kemungkinan-kemungkinan lainnya. Kalau perlu didatangi dengan baik dan ditanyakan,agar persoalannya jelas.

Allah berfirman.
“Artinya: “Terimalah apa yang mudah dari akhlaq mereka dan perintahkanlah orang lain mengerjakan yang ma’ruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” [Al-A’raaf : 199]

[f]. BERIKAN KESEMPATAN KEPADA ORANG LAIN UNTUK MAJU

Berilah ucapan selamat dan bahkan hadiah atas apa yg prestasi yg diproleh teman kita.
Sebagai seorang muslim, seharusnya senang jika saudara kita maju, berhasil atau mendapatkan kenikmatan, walaupun secara naluri manusia itu tidak suka, jika ada orang lain yang melebihi dirinya. Naluri seperti ini harus kita kekang dan dikikis sedikit demi sedikit. Misalnya, bagi mahasiswa. Jika di kampus ada teman muslim yang lebih pandai daripada kita. Maka kita harus senang. Jika kita ingin seperti dia, maka harus berikhtiar dengan rajin belajar dan tidak bermalas-malasan. Berbeda dengan orang yang dengki, tidak suka jika temannya lebih pandai dari dirinya. Malahan karena dengkinya itu dia bisa-bisa memboikot temannya dengan mencuri catatan pelajarannya dan sebagainya.

[g]. BERTERIMA KASIH ATAS KEBAIKAN MEREKA DAN BALASLAH KEBAIKANNYA

Mengucapkan “Terima kasih” adalah hal yg sgt sepele, tetapi jika tak akan muncul jika kita tak membiasakannya.
Hal ini bukan berarti dibolehkan mengharapkan ucapan terima kasih atau balasan dari manusia jika kita berbuat kebaikan terhadap mereka. Akan tetapi hendaklah tidak segan-segan untuk mengucapkan terima kasih dan membalas kebaikan yang diberikan orang lain kepada kita.

[h].PERBAIKI SIKAP ORANG LAIN TANPA MELUKAI PERASAANYA

Kita perlu melatih diri untuk menyampaikan ungkapan kata-kata yamg tidak menyakiti perasaan orang lain dan tetap ampai kepada tujuan yang diinginkan.

[i]. BERBICARALAH SESUAI KEMAMPUAN AKAL LAWAN BICARA KITA

Agar tdk terjadi kesalahpahaman, ga connect, atau ga nyambung.

[j]. PELIHARALAH KEPERCAYAAN YG TELAH DIBERIKAN OLEH TEMAN KITA

Jangan pernah sekali-kali mengobral rahasia teman kita pada orang lain. Saling jaga rahasia, anggap saja itu adalah sebuah permainan yang hanya bisa dimainkan oleh kita dan teman kita.

[k]. MEMINTA MAAF DAN MEMAAFKAN KESALAHAN TEMAN KITA

Jangan pernah ragu untuk meminta maaf atas kesalahan yg telah kita perbuat. Dan sebaliknya maafkanlah kesalahan teman kita dan jangan pernah mengungkit-ungkit kesalahan yg pernah mereka lakukan.

(wallahu ta’ala a’lam)

Demikan tuLisan yg saya bisa sampaikan, semoga tulisan yang ringkas ini bisa bermanfaat untuk antum sekalian.

JADI, SUDAHKAH ANTUM MENJADI TEMAN YANG BAIK?
SEORANG KESATRIA MUSLIM ADALAH ORANG YG BISA MENJADI TEMAN YG BAIK UNTUK KESATRIA MUSLIM LAINNYA.

SO, BE A GOOD MOSLEM FRIEND..!!

Al Masih Ad Dajjal -Sang Raja Fitnah-

Oleh : Iqdam Aziez bin Musthofa As-Saif
Dari Anas bin Malik r.a berkata, Rasulullah saw bersabda :

 

“ Tidaklah Allah mengutus seorang nabipun kecuali pasti para nabi itu telah mengingatkan umatnya akan orang yang buta sebelah lagi pendusta, ingatlah sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah dan sesungguhnya Rabb kalian tidak buta sebelah.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Al Masih Ad Dajjal, ya, begitulah kita mengenal namanya. Dialah Dajjal, sang pembawa fitnah yang karena begitu bahayanya, para Nabi pun berlindung kepada ALLAH dari apa-apa yang dibawa olehnya. Dari kecil pun kita yang cenderung memiliki iman yang tak sekokoh para Nabi diperintah untuk senantiasa berdoa kepada ALLAH Sang Maha Pelindung agar terhindar dari fitnah yang dibawa Dajjal.

Dulu ada seorang santri TPQ bertanya ketika saya mengajarkan doa agar terhindar dari Dajjal, sebuah pertanyaan yang saya tak menduganya berasal dari mulut anak berumur 11 tahun. Dia bertanya (diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia),
“Mas Aziz, Dajjal sebenarnya seperti apa? Menakutkan? Kenapa kita harus berlindung dari fitnah Dajjal? Kata Pak Guru (mungkin guru Agamanya) dia sama dengan Nabi Isa, sama-sama Al Masih.”

Saya memang bisa menjelaskan kejahatan Dajjal dan beberapa sifat buruknya. Tapi saya belum bisa menjawab kenapa Dajjal memiliki gelar yang sama dengan Nabi Isa as. Karena penasaran dengan Dajjal, saya membeli dan meminjam buku-buku tentangnya. Saya belum puas, karena kebanyakan buku itu hanya menceritakan Dajjal seperti halnya menceritakan dongeng, hingga aku bertanya, “Dalilnya mana?”. Malah ada buku tentang kisah tentang Dajjal yang infonya didapat dari Jin Kafir. “Dapat dipercayakah itu?”.

Hingga kemudian saya mendapati banyak sumber terpercaya yang bisa menjelaskan hal itu. Saya akan memberikan sedikit info tentang Dajjal yang saya ketahui dari berbagai buku hadits.

Lafal Al-Masih dapat berarti Ash-shiddiq (yang benar /yang menyukai kebenaran) dan Adh-Dhalil Al-Kadzdzab (yang sesat dan pembohong). Maka Al-Masih Isa ‘alaihissalam adalah Ash-Shiddiq, sedang Al-Masih Ad-Dajjal Adalah Adh-dhalil Al-Kadzdzab.

Allah menciptakan dua Al-Masih yang kontradiktif. Isa ‘alaihissalam adalah Al-Masih pembawa petunjuk yang dapat menyembuhkan tuna netra dan penyakit sopak (penyakit kulit yang tidak memiliki zat warna) dan dapat menghidupkan orang mati dengan izin Allah. Sedang Dajjal adalah Al-Masih kesesatan yang menyebarkan fitnah kepada manusia dengan kejadian-kejadian luar biasanya seperti menurunkan hujan, menghidupkan bumi dengan tumbuh-tumbuhan dan sebagainya. Dajjal disebut Masih karena salah satu matanya terhapus (buta), atau karena ia menghapus bumi selama empat puluh hari. (Antum bisa lihat di kitab-kitab yang membahas hadits gharib atau kitab lughah, contohnya : An-Nihayah Fi Gharibil Hadits dan Li-sanul Arab)

Dajjal adalah seorang laki-laki dari anak Adam. Dajjal akan keluar dari arah timur, dari Khurasan, dari kampung Yahudiyyah kota Ashbahan. Kemudian mengembara ke selurah penjuru bumi. Maka tidak ada satu pun negeri yang tidak dimasukinya kecuali Makkah dan Madinah, karena kedua kota suci ini selalu dijaga oleh malaikat.
Diriwayatkan dari Abubakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada kami :

“Artinya : Dajjal akan keluar dari bumi ini di bagian timur yang bernama Khurasan. “ (Shahih Al-Jami’ Ash-Sha-ghir hadits nomor 3398)


PENGIKUT-PENGIKUT DAJJAL

Pengikut Dajjal adalah orang-orang yang terkena fitnahnya dan kemudian mempercayai dan mengikutinya. Kebanyakan pengikut Dajjal adalah orang-orang Yahudi dan umat manusia lainnya dari berbagai bangsa dan golongan, terutama kaum wanita.

BEBERAPA SIFAT-SIFAT DAJJAL

Dia adalah seorang pemuda yang berkulit MERAH, PENDEK, berambut KERITING, dahinya LEBAR, pundaknya BIDANG, matanya yang sebelah kanan BUTA, dan matanya ini tidak menonjol keluar juga tidak tenggelam, seolah-oleh buah anggur yang masak (tak bercahaya) dan sebelah kiri DITUMBUHI DAGING yang tebal pada sudutnya. Di antara kedua matanya terdapat tulisan huruf KAF, FA’, RA’ secara terpisah, atau tulisan “KAFIR” secara bersambung yang dapat dibaca oleh setiap muslim yang bisa menulis maupun yang tidak bisa menulis. Dan di antara tandanya lagi ialah MANDUL, tidak punya anak.

Berikut ini beberapa hadits shahih yang menyebutkan ciri-ciri tersebut, yang juga merupakan dalil akan munculnya Dajjal:

[1]. Dari Umar ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:

“Artinya : Ketika saya sedang tidur, saya bermimpi melakukan thawaf di Baitullah…. ” Lalu beliau mengatakan bahwa beliau melihat Isa Ibnu Maryam ‘alaihissalam, kemudian melihat Dajjal dan menyebutkan ciri-cirinya dengan sabdanya: “Dia itu seorang laki-laki yang gemuk, berkulit merah, berambut keriting, matanya buta sebelah, dan matanya itu seperti buah anggur yang masak’ (tak bersinar)”. (muttafaq ‘alaih)

[2]. Dari Ibnu Umar ra. bahwa Rasulullah saw. pernah menyebut-nyebut Dajjal di hadapan orang banyak, lalu beliau bersabda:

“Artinya : Sesungguhnya Allah Ta’ala itu tidak buta sebelah matanya. Ketahuilah. sesungguhnya Al-Masih Ad-Dajjal itu buta.sebelah matanya yang kanan, seakan-akan matanya itu buah anggur yang tersembul”. (muttafaq ‘alaih)

[3]. Dalam hadits An-Nawwas bin Sam’an ra, Rasulullah saw bersabda dalam menyifati Dajjal, bahwa dia adalah seorang muda yang berambut sangat keriting (kribo), sebelah matanya tak bercahaya, mirip dengan Abdul ‘Uzza bin Qathan. (HR. Muslim)

[4]. Menurut hadits yang diriwayatkan dari Ubadah bin Ash-Shamit ra, Rasulullah saw bersabda:

“Artinya : Sesungguhnya Masih Dajjal itu seorang lelaki yang pendek dan gemuk, berambut kribo, buta sebelah matanya, dan matanya itu tidak menonjol serta tidak tenggelam. Jika ia memanipulasi kamu, maka ketahuilah bahwa Rabbmu tidak buta sebelah matanya.” (Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir hadits nomor 2455)

[5]. Dalam hadits Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda:

“Artinya : Adapun Masih kesesatan itu adalah buta sebelah matanya. Lebar jidatnya, bidang dadanya bagian atas dan bengkok ” (HR. Imam Ahmad)

[6]. Dalam hadits Hudzaifah ra, Rasulullah saw bersabda:
Artinya : Dajjal itu buta matanya sebelah kiri dan lebat rambutnya. (HR. Muslim)

[7]. Dalam hadits Anas ra, Rasulullah saw bersabda:

Artinya : Dan di antara kedua matanya termaktub tulisan “kafir” (muttafaq ‘alaih)
Dan dalam riwayat lain disebutkan:
Artinya : Kemudian beliau mengejanya -kaf fa ra- yang dapat dibaca oleh setiap muslim. (HR. Muslim)

Dan dalam riwayat lainnya lagi dari Hudzaifah ra:
Artinya : Dapat dibaca oleh setiap orang mukmin, baik ia tahu tulis baca maupun tidak (HR. Muslim).

[8]. Dan di antara sifat-sifatnya (ciri-cirinya) lagi ialah seperti yang disebutkan dalam hadits Fathimah binti Qais ra mengenai kisah Al-Jasasah yang di dalam kisah (riwayat) itu Tamim Ad-Dari ra berkata. “…. Lain kami berangkat dengan segera sehingga ketika kami sampai di biara tiba-tiba di sana ada seorang yang sangat besar (hebat) dan diikat sangat erat….” (HR. Muslim)

[9]. Dajjal tidak punya keturunan, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Abi Sa’ad Al-Khudri ra dalam kisahnya bersama Ibnu Shayyad. Kata Ibnu Shayyad kepada Abu Sa’id, “Saya bertemu orang banyak dan mereka mengira saya ini Dajjal. Bukankah Anda pernah mendengar Rasulullah saw bersabda bahwa Dajjal tidak punya anak (keturunan)?” Abu Sa’id menjawab, “Betul” Ibnu Shayyad berkata lagi,” Padahal saya punya anak….” (HR. Muslim)

[10]
. Dalam hadits Imron bin Husein ra, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda:

Artinya : Semenjak diciptakannya Adam hingga datangnya hari kiamat tidak ada makhluk yang lebih besar (fitnahnya) daripada Dajjal. (HR. Muslim)

Nah, sekarang antum lihat point no. [2] dan [6].
Semua hadits tersebut shahih. Jadi yang benar Dajjal buta mata kanan atau kirinya?

Ibnu Hajjar berpendapat bahwa hadits Ibnu Umar yang tercantum dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim yang menyifati Dajjal buta matanya yang sebelah kanan adalah lebih kuat daripada riwayat Muslim yang mengatakan bahwa yang buta adalah matanya sebelah kiri, sebab hadits yang disepakati shahihnya oleh Bukhari dan Muslim Iebih kuat daripada lainnya. (Antum bisa lihat di kitab Fathul-Bari).

Al-Qadhi ‘ Iyadh berpendapat bahwa kedua belah mata Dajjal itu cacat. Sebab semua riwayatnya shahih. Yang satu tidak bercahaya (ath-thafi’ah, dengan memakai huruf hamzah) yakni buta, dan ini untuk mata yang sebelah kanan sebagaimana disebutkan dalam hadits Ibnu Umar. Dan matanya yang sebelah kiri ditumbuhi oleh daging pada sudutnya yang dapat menutupi sebagian atau seluruh lensanya (ath-thafiyah) dengan menggunakan huruf ya’), dan ini yang dimaksud dengan buta matanya sebelah kiri. Jadi masing-masing mata Dajjal itu cacat yang satu tidak dapat melihat sama sekali dan satunya cacat dengan ditumbuhi daging. Imam Nawawi dan Imam Al Qurthubi menguatkan jalan jama’ (kompromi) seperti yang dikemukakan Qadhi ‘iyadh itu.
(Antum bisa lihat di kitab Syarah Muslim dan kitab At-Tadzkirah).

Demikian yang saya ketahui tentang Dajjal. Saya tidak bisa menceritakan lebih banyak tentang Dajjal di sini karena saya merasa tulisan ini sudah terlalu panjang. Jika antum kurang jelas silakan menanyakan ke saya, atau teman yang lain atau ke Ustadz yang lebih ahli.
Akhir kata, saya mengajak diri saya dan antum berdoa agar terhindar dari fitnah Dajjal di setiap sholat dan di waktu-waktu lainnya.

WAHAI KESATRIA MUSLIM, BERDOALAH DAN BERLINDUNGLAH KEPADA ALLAH SWT..!
BUKANKAH KITA TAK INGIN SEPERTI DAJJAL, SANG RAJA FITNAH YANG TERKUTUK ITU?
BUKANKAH KITA TAK INGIN TERJERAT FITNAHNYA DAN TERJEREMBAB DALAM KESESATAN?
BUKANKAH KITA TAK INGIN MENJADI PENGIKUTNYA DAN TERUS MENDAMPINGINYA HINGGA KE DASAR NERAKA?

Na’udzu billah tsumma na’udzu billahi min syarri fitnati al masihi ad dajjal..
Berdoalah dan kuatkan imanmu wahai Kesatria Muslim..